Merajut Cinta dalam Senyawa Sehidup Sesurga Part 1 - Mas Dillah

06 November 2022

Merajut Cinta dalam Senyawa Sehidup Sesurga Part 1

Perjalanan mencari pasangan hidup membawaku ke berbagai pertualangan romansa dimana tidak jarang berakhir kecewa, hal tersebut wajar sebab benih benih harapan telah tersemai bahkan jauh sebelum ikatan pra nikah yang bernamakan khitbah. 

Aku mengenal dirinya, sesosok calon yang insya Allah akan menjadi pasangan hidup sedunia dan sesurga. Kalau dipikir pikir, kehidupanku dan kehidupannya bahkan tidak beririsan sama sekali. Aku tak mengenal dekat teman-temannya, begitupun juga dengan dia yang tidak mengenal sirkelku. Keheranan menyeruak, bahkan ketika aku meminta dirinya menjadi calon istri, akupun dengan sengaja ditolak dua kali olehnya. 


Kalau dipikir pikir, nampaknya memang nekat juga mengatakan serius sama seseorang yang jauh sebelumnya tidak dikenal. Perkenalan diantara kita diawali dari sebuah aplikasi dating muslim yang bernamakan Hawaya. Meskipun demikian, aplikasi ini lebih tepat disebut dengan aplikasi dating ketimbang aplikasi taaruf. 

Lewat swipe kanan, dan berujung dia ngelike juga, sapaan formal nan standar, "Assalamu alaikum... " Lantas dia pun membalas salam juga. Sat set sat set, aku nekat memberanikan diri bertanya, 

Nyari calon yang kaya gimana dek?

Lalu dia menjawab singkat padat dan terkesan judes. 

Yang bisa sama sama berbuat kebaikan dan bisa tanggung jawab lahir batin ke keluarga sih intinya mas. Sama kalau bisa yang bukan perokok. 
Kalau mas gimana?

Wah asyik nih anak pikirku, langsung to the point, enggak seperti cewek di dating apps yang ketika ditanya jawabannya diplomatis. Bahkan saking diplomatisnya muter kesana kemari tanpa ada esensi sama sekali. Sebagai orang yang berpengetahuan di dunia ukhty ukhti, aku jawab asal aja si.. 

Yang bisa diajak sehidup sesurga sih dek. Hidup terlalu singkat jika memikirkan duniawi semata.

Lalu dia menjawab singkat, iya aku juga setuju mas. Lalu dilanjutkan obrolan basa basi yang kurang bermutu, ASN itu PNS kan, aslinya mah sudah paham, cuman ya gtw kenapa malah basa basinya kurang wkwkwk. Dari basa basi singkat akhirnya diperoleh kesimpulan ternyata doi lulusan UGM Fakultas Peternakan angkatan berat. 

Lalu iseng iseng nanya alamat rumahnya, doi jawab Mungkid deket Samsat. Owalah mung situ tok toh, ya lumayan sih, tidak terlalu jauh dan tidak juga terlalu dekat. Lalu saking ngebetnya doi pengen nikah mungkin, dia bertanya seperti ini :

Mas, jujur aku pake app ini emang bener bener cari calon suami, jadi kalau misal cocok ya nanti kalau misal belum srek atau gimana, minta tolong nanti diutarakan saja ya mas... Semoga Allah kasih jalan yang terbaik. Menurut mas gimana?

Akupun mengiyakan singkat, oh bagus itu jawabku. Lalu obrolan pun berpindah ke aplikasi ijo bernama Whatsapp. 

Demikian topik seputar Merajut Cinta dalam Senyawa Sehidup Sesurga Part 1. Topik ini saya tulis sebagai bahan dokumentasi perjalanan merajut cinta, eh lebih tepatnya perjalanan mengakhiri masa lajang.